Gandeng Ibu Penggerak Komunitas Sidina Kemdikbud Kampanyekan Praktik Literasi di Rumah

Pada hari itu ada yang berbeda dari aktivitas pagi saya dan enam puluh Ibu lainnya. Bak murid yang sudah rapi duduk di ruang kelas siap mengikuti rangkaian pelajaran, kami yang tergabung dalam Ibu Penggerak Komunitas Sidina berkumpul di acara Training of Trainer Ibu Penggerak untuk mengikuti pelatihan selama 3 hari.

Ini adalah program rutin yang diadakan Komunitas Sidina dan Kemdikbudristek untuk menyosialisasikan kebijakan-kebijakan serta membekali para Ibu dengan materi pengembangan diri. 

Pelatihan Ibu Penggerak

Hari pertama di pelatihan kali ini para peserta membahas tentang literasi, saling berbagi praktik literasi apa saja yang sudah di terapkan di rumah.

Baca juga : Alasan Memilih Sekolah Internasional

Dari Pengalaman pribadi, saya sering diikuti si bungsu meramaikan dapur saat masak, sebenarnya mengganggu namun saya terinspirasi dari akun Kimono Mom yang selalu melibatkan si kecil dalam pembuatan makanan sehari-hari, dimana putrinya yang berusia 3 tahun sangat lihai menggunakan peralatan masak dan fasih berbicara di depan kamera maka saya pun tidak melarang Kei untuk main di dapur.

Ternyata kegiatan diatas menjadi salah satu contoh praktik baik literasi di rumah.

Kata literasi jadi lebih sering terdengar dan tak asing sejak Mas Mentri Nadiem mencanangkan GLN (Gerakan Literasi Nasional) di tahun 2016. 

Baik di sekolah-sekolah dan di komunitas, berbagai kegiatan literasi digiatkan. 

Apakah Literasi

Sebagian besar mengenal literasi sebagai kemampuan membaca, menulis dan mengenal huruf namun makna literasi meluas dari waktu ke waktu. Tak hanya sekedar melek aksara, literasi diartikan sebagai kecakapan dan pengetahuan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

Dari laman Kemdikbud.go.ig ditjen Sekolah Dasar , ada 6 jenis literasi dasar yaitu, literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi keuangan, literasi digital, literasi sains dan literasi budaya dan kewargaan. Untuk pengertian masing-masing literasi bisa langsung klik tautan diatas.


Mengapa Literasi Penting?

Peradaban manusia dimulai dari adanya simbol dan gambar sebagai alat berkomunikasi dan mencatat peristiwa, lalu mengenal huruf  hingga kini membaca dan menulis tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. 

Dengan menguasai baca tulis tiap individu bisa mempelajari banyak hal hingga mengembangkan ilmu yang sudah ada.

Sehingga seseorang dengan tingkat literasi yang memadai dan mumpuni artinya akan memiliki kecakapan hidup untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Tingkat literasi Indonesia masih tergolong rendah, keterangan ini berdasarkan hasil AN 2021, 1 dari 2 peserta didik jenjang SD hingga SMA belum mencapai kompetensi minimum literasi minimum. 

Literasi, tak sebatas bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, yang lebih penting bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan kesejahteraan dunia.

Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan global.

Praktik Litersi di Rumah

"It Takes a Village to Raise a Child"

Dikutip dari mommiesdaily.com pepatah asal Afrika ini ada benarnya bahwa dalam mendidik dan membesarkan seorang anak yang beradab dibutuhkan peran banyak pihak mulai dari orangtua hingga lingkungan masyarakat.

Berangkat dari kelompok masyarakat terkecil yaitu keluarga, dari sana ada peran seorang ibu menjadi sekolah (madrasah) pertama bagi anak-anaknya sangat berpengaruh  dalam praktik literasi. 

Dalam pelatihan Ibu Penggerak kali mengangkat tema praktik literasi dirumah. Kami ditantang untuk membuat materi presentasi terkait praktik apa saja yang sudah di terapkan dirumah untuk mengenalkan literasi pada anak-anak. 

Bukan hal yang sulit apalagi sekarang sudah banyak metode belajar seperti montesori, steam yang erat kaitannya dengan literasi.

Contoh Praktik Literasi di Rumah

BERMAIN PERAN

Disebut juga Role Play Game dimana anak akan memerankan sebuah tokoh, yang biasanya dari cerita fiksi. Bermain peran juga bisa memerankan tokoh Ibu/ayah ataupun profesi yang di sukai anak-anak misalnya dokter, pelayan resto, guru, polisi dan sebagainya.

Manfaat dari bermain peran adalah:
  • Meningkatkan kemampuan bahasa anak
  • Mengasah kemampuan berkomunikasi
  • Meningkatkan Kreativitas anak
  • Membantu anak mengekspresikan emosi.

Menjadi Chef (dok.pri)

READ ALOUD

Membaca nyaring atau lebih dikenal dengan Read Aloud adalah sebuah metode membacakan buku untuk anak menggunakan suara yang nyaring. 



Seperti halnya mendongeng RA sangat banyak manfaatnya untuk tumbuh kembang anak. 
  • Dapat menstimulus perkembangan otak.
  • Memperkenalkan anak kemampuan dasar literasi yaitu mendengarkan. 
  • Menambah kosakata
  • Mengenal huruf secara tidak langsung

Beberapa teman di pelatihan mengakui manfaat RA, anak-anak mereka dapat membaca tanpa belajar khusus hanya dengan sering membacakan buku dengan metode RA.

Masih banyak contoh praktik literasi yang sudah berjalan, salah satunya yang dikelola Ibu Prnggerak dari cibinong Bogor "Rumah Baca 4 Jagoan" selain menggiatkan gerakan membaca buku, Mila juga mengadakan kegiatan bermain dengan metode STEAM.

Bagi kita para Ibu rumah tangga ini bisa kita contoh untuk kita terapkan bersama anak-anak kita.

Membacakan buku, mendengarkan anak menceritakan kembali apa yang sudah dia baca  melakukan eksperimen sederhana dengan bahan dan alat yang tersedia dirumah. 

Kenalan dengan Komunitas Sidina

Seperti kebanyakan Ibu melek digital yang mencari info tentang parenting, life hack, resep sampai serba-serbi dunia pendidikan dari media sosial dan bergabung di komunitas, saya pun melakukan hal yang sama. 

Suatu hari menemukan postingan salah seorang teman di dunia maya tentang Read Aloud dan literasi dan saya tertarik mengikuti webinar tersebut, singkat cerita dari sana saya bergabung di Komunitas Sidina.

Sidina Community, komunitas perempuan tempat belajar banyak hal mulai dari pengembangan diri, bisnis, hingga pendidikan.

Awalnya Sidina adalah sebuah perusahaan yang bergerang di bidang jada pelatihan dan pengelolaan event (EO). 

Sidina berkembang menjadi sebuah perusahaan yang peduli dengan isu sosial di masyarakat, khususnya dalam hal pemberdayaan perempuan lalu membentuk sebuah komunitas, yang dikenal sebagai Sidina Community didirikan oleh Mba Susi Sukaesih bersama Mba Isti Budhi S., sebagai Co-founder.


https://www.remahkata.com/2023/05/gandeng-ibu-penggerak-komunitas-sidina.html?m=1
Pengurus Sidina Community 

Yang paling menarik Sidina merupakan mitra resmi Kemdikbudristek dalam mensosialisasikan program dan kebijakan Kemdikbudristek. 

Hmm.. bangga gak tuh jadi bagian komunitas yang ikut memajukan pendidikan Indonesia?, "Aku sih ,Yes"

Agenda rutin yang diadakan Sidina adalah pelatihan Ibu Penggerak dan Training of Trainer Fasilitator  IP, apa sebenarnya Ibu Penggerak? kita lanjut ya..

Mengikuti pelatihan Ibu penggerak akan memberikan gambaran serta penjelasan kepada Ibu selaku orangtua atau wali murid  tentang relevansi terkait Program Merdeka Belajar, adalah program yang bertujuan memperbaiki sitem pendidikan Indonesia dengan harapan melahirkan SDM yang unggul dan kompeten serta berprofil Pancasiak

tak hanya itu Ibu akan mendapat  info-info teraktual seputar  program dan kebijakan apa saja yang ada di Kemdikbudristek.

  • Pelatihan online para peserta, akan mendapat pemahaman mengenai Kurikulum Merdeka, Asesmen Nasional, Profil Pelajar Pancasila, Literasi dan Numerasi, dan 3 Dosa Besar Pendidikan (intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual).
  • Pelatihan offline (Training of Trainer Fasilitator).

Selain mitra resmi Kemdikbudristek, Komunitas Sidina juga mengadakan pelatihan untuk menambah keahlian para Ibu.

Dengan menjadi bagian dari Ibu Penggerak Sidina Communitysaya bisa mengetahui program belajar dan kebijakan apa saja yang ada dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Dengan Ibu mau tau artinya Ibu peduli dengan pendidikan anaknya, terlepas dimana sekolah yang dipilih. Tidak semata memasrahkan tanggungjawab mendidik anak kepada lembaga pendidikan. Karena hakikatnya mendidik anak adalah tugas orang tua dan kitalah guru pertama anak-anak kita. 

Mulai dari diri sendiri lalu peduli dengan sekitar akhirnya Ibu bersama komunitas bisa bergerak bersama-sama pemerintah memajukan pendidikan di Indonesia yang sudah jauh tertinggal dengan negara lain.

Kenal lebih jauh dengan Ibu penggerak disini.


Comments

Feni Restu said…
Mau dong gabung sama komunitasnya
Andiyani Achmad said…
keren banget sih semangat dari ibu-ibu penggerak untuk memajukan pendidikan di Indonesia
Lina Muryani said…
Pingin mb gabung di kamunitas bisa kan ya
anonym said…
positif sekali kegiatannya. sayangnya aku blm punya waktu buat bisa tergabung ke kegiatannya.
Tian Lustiana said…
Keren komunitasnya nih, postif banget kegiatannya yah
Novie Rosliana said…
Berguna sekali infonya
Unknown said…
Karena madasrah pertama anak adalah ibu nya jadi sebagai ibu harus terus belajar sama seperti kami para guru terua belajar dan terbuka dengan perkembangan yg ada
Waah keren sekali ya komunitas Sidina. Program-programnya juga keren..termasuk tentang literasi di rumah.
lendyagasshi said…
Bergerak bersama dimulai dari cirle yang paling kecil yakni keluarga dan Ibu sebagai pendidik pertama dan utama anak. Kebiasaan yang ditanamkan saat ini semoga akan terbawa hingga anak-anak bertumbuh kelak. Bersama Ibu Penggerak Sidina, semoga keluarga menjadi tempat belajar yang menyenangkan.
Diah Alsa said…
setuju banget nih bahwa pendidikan anak adalah tanggangjawab banyak pihak, bukan hanya sang ibu atau keluarga inti melainkan juga para guru atau tenaga pendidik.
jadi penasaran deh dengan Ibu Penggerak ini apalagi ini berskala Nasional ya.
Yanti Alif said…
Komunitas ibu penggerak banyak hal positif yang dilakukan para ibu khususnya pada dunia pe didikan anak saling sharing masalah pendidikan jadi ibu jga jadi lebih cerdas
Fenni Bungsu said…
Keren ada ibu penggerak seperti itu,
karena dapat mendukung agar literasi di berbagai tempat maupun di kalangan usia produktif bisa lebih meningkat lagi.
Hayuuuk kita bisa
lendyagasshi said…
Literasi dimulai dari rumah.
Ini iya banget.
Tapi suka gak pede sama jenis literasi tertentu, seperti literasi keuangan. Semoga acara Ibu Penggerak ini bisa memberi semangat para Ibu untuk senantiasa belajar dan mencari ilmu. Untuk diri sendiri keluarga dan masyarakat.
Diah Alsa said…
Komunitas Sidina ini keren banget ya, apalagi jadi mitra dari Kemdikbudristek, pasti ilmunya daging semua ya yang didapat ini dan nanti bisa dipraktikkan
Antung apriana said…
Beberapa kali ada lihat tulisan teman-teman blogger yang gabung juga dengan komunitas ibu penggerak ini. Kagum banget sama ibu-ibu yang selalu aktif berkomunitas begini karena pastinya bisa mendapat ilmu yang baik terkait parenting
Helenamantra said…
oh role play itu bagus yaa buat meningkatkan literasi anak.
aku masih jarang sih karena bermain pura-pura itu butuh kreativitas. Anak-anak tuh yang biasanya lebih kreatif urusan imajinasi. hihi...

salut sama Ibu Penggerak bersama meningkatkan literasi keluarga!
Semoga ke depannya banyak komunitas seperti Sidina ini ya kak, karena penting banget menumbuhkan semangat literasi anak muda jaman now. Dan tentunya bisa dimulai dari rumah sendiri
Iya, butuh peran banyak orang untuk membesarkan anak. Tetapi, peran utama dan pertamanya biasanya ada di ibu. Makanya memang udah tepat banget kalau ibu paham ttg pentingnya literasi dan mengajarkan ke anak
Arda Sitepu said…
Komunitas yg menarik untuk mengembangkan dunia literasi ya mbak. Dalam hal ini saya juga sering mengajarkan tentang dunia literasi kepada anak2.
Ririn Erviana said…
Literasi berkembang dari waktu ke waktu ya, bukan sekadar duduk baca buku atau menulis tapi lebih dari itu. Saya sangat tertarik dengan komunitas Sidina. Keren sekali bisa mengajak para ibu agar lebih berdaya. Apalagi sudah jadi mitra resmi kemendikbudristek.
Bayu Fitri said…
wah bagus ya program sidina bisa mengajarkan literasi ke ruang lingkup lebih kecil lagi seperti dari lingkungan keluarga ..keren ini
Efa Butar butar said…
Rame banget ya komunitas Sidina ini. Aktif dan positif banget konten-kontennya. Ini yang belum nikah dan belum punya anak bisa gabung ke komunitas ngga sih? Seru banget
Aku senang bisa gabung di Sidina
Banyak info pendidikan di sana
Dan aku bisa share pengalaman akhirnya
Ays tala said…
Aku baru tahu ada komunitas ini lho kak.Penting sekali para ibu bisa memberikan literasi yang baik untuk anak-anaknya
Ariefpokto said…
Peran Komunitas Sidina dalam peningkatan literasi anak di rumah ini bermanfaat banget lho. Karena jadi maksimal kan pendidikan di rumah dan orangtua lebih tahu apa yang harus dilakukan
Ida Raihan said…
Keren para ibu ibunya. Terkadang belajar seperti ini juga bisa menjadi salah satu healing di tengah kesibukan mengurus rumah tangga dan mendampingi nak anak.
Goresan hati said…
Wah komunitas ibu penggerak kayak gini yang bisa menggerakkan banyak orang. Jadi lebih produktif dan menginspirasi ya bu. Keren
Aisyah Dian said…
komunitas yang sangat keren sekali ya kak, jadi sangat produktif banget ya ibu-ibu di rumah sekarang ini setelah ada komunitasibu-ibu penggerak begini
Keren banget loh ini komunitasnya, jadi pengen ikutan juga komunitasnya, pasti banyak ilmunya dan makin produktif