Awas, DBD Mengintai Kita

Aedes Aigepty (source : Wikipedia)

Virus corona menyedot begitu banyak perhatian beberapa bulan terakhir. Padahal ada virus yang tak kalah mematikan yang terus menghantui penduduk Indonesia. Virus dengue penyebab penyakit Demam  Berdarah Dengue (DBD). 

Bulan Maret lalu saya dirujuk ke sebuah rumah sakit untuk menjalani perawatan. Awalnya hanya merasa tidak enak badan seperti pegal, nyeri sendi dan sakit kepala. Mungkin ini hanya kecapean asumsi saya, ternyata keesokan harinya masih demam bahkan disertai menggigil. Saya kehilangan selera makan karena perut tidak nyaman, badan terasa sangat lemas. Pada hari ketiga saya sempat pingsan akhirnya memeriksakan diri ke Puskesmas.

Benar saja dugaan saya, leukosit tinggi disertai penurunan trombosit, yang merupakan indikasi DBD. 
Hari berikutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium kembali dan hasilnya positif DBD.

Saya pun dirujuk ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Hari ke empat terinfeksi, masih demam dengan jumlah trombosit 85.000 K/ul turun dari sebelumnya 135.000 K/ul. Pada orang dewasa jumlah trombosit normal seharusnya 150.000 K/ul. Keesokan harinya trombosit saya kembali mengalami penurunan menjadi 52.000 K/ul. Trombosit masih terus menurun dan mecapai titik terendah pada 13.000 K/ul. Baru pada hari ketujuh trombosit mulai naik, dan terus naik. Dokter memperbolehkan pulang saat trombosit mencapai angka 100.000 K/ul.

Dok. Pribadi

Saya menyimpulkan dari kejadian ini, di lingkungan sekitar rumah yang bersih sekalipun tidak menutup kemungkinan terjangkit demam berdarah dengue.
Contohnya saya, sudah menjalankan pola hidup bersih sehat dan sangat memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar rumah namun bisa terjangkit.

Gejala DBD
Tiap penderita menunjukan gejala yang berbeda-beda. Namun umumnya terjadi demam tinggi mendadak kadang disertai menggigil. Sakit kepala bagian belakang, nyeri sendi, badan pegal, sakit pada abdomen (bagian perut), tubuh terasa lemas. Nafsu makan berkurang.

Setelah timbul gejala seperti ini, kurang lebih 2-3 hari sebaiknya cepat periksakan diri, agar bisa ditangani segera jika memang terkena DBD.

Seperti yang  sering kita dengar DBD memiliki fase seperti pelana kuda. Dimana ketika demam reda justru terjadi masa kritis disitu. Berikut fasenya.
   
Fase  Demam

Pada hari pertama sampai ketiga, penderita akan mengalami demam tinggi sebagai reaksi tubuh untuk merespon infeksi virus. Baca juga: Kompres pereda demam untuk anak.

Fase Kritis
Fase ini terjadi pada hari keempat sampai hari ketujuh. Fase ini disebut fase kritis, karena pada saat itu penderita sudah tidak demam lagi, tapi justru mengalami penurunan trombosit yang signifikan. Menurut Dokter, pada fase ini rentan terjadi pendarahan. Ini terjadi akibat virus telah masuk ke pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah melebar dan membuat celah antar sel pembuluh darah yang akhirnya menimbulkan kebocoran plasma atau cairan darah. Saya mengalami ruam bercak merah menyebar sebesar 10-15cm di beberapa bagian tubuh seperti paha, perut , dan dada sebagai efek dari melebarnya pembuluh darah. 

Fase penyembuhan
Pada fase ini trombosit bisa perlahan naik, bisa juga sangat cepat . Penderita merasa jauh lebih baik meski begitu tetap disarankan untuk tidak melakukan aktivitas lebih dulu. Pastikan asupan cairan dan makanan terjaga baik.  

Penyakit demam berdarah dengue selalu terfokus dengan turunnya kadar trombosit dalam darah. Padahal pendarahan dan kebocoran plasma darah juga dapat memperburuk kondisi penderita DBD. 

Apakah trombosit, apakah plasma darah? Darah dalam tubuh kita tersusun dari 2 komponen, plasma darah dan sel darah.
Plasma darah adalah komponen penyusun darah yang terdiri dari protein-protein dan 90% terbentuk dari air. Itulah sebabnya kebocoran plasma darah bisa menyebabkan kehilangan cairan tubuh pada penderita DBD.  
Sedangkan sel darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. Keping darah inilah yang dikenal sebagai trombosit. Berfungsi membekukan darah serta menghentikan terjadinya pendarahan ketika terjadi luka. Trombosit diproduksi tubuh dalam sumsum tulang belakang bersamaan dengan sel darah merah dan sel darah putih. 

Hal yang dilakukan untuk menghindari terjadinya pendarahan selama DBD
Banyak beristirahat, batasi aktifitas fisik seperti berjalan, bangun dari tempat tidur dan aktifitas lainnya. 
Segera ke rumah sakit bila kondisi penderita memburuk (tidak dapat ditangani di rumah)

Jika trombosit sudah dibawah 30,000 sebaiknya menggunakan pispot/ popok sekali pakai (diapers) untuk menghindari kecelakaan saat di kamar kecil.


Perhatikan asupan yang dapat mempercepat pemulihan .

  • Perbanyak minum air, jika tak memungkinkan air mineral bisa konsumsi jus buah, susu, air elektrolit. Air sangat penting untuk mencegah dehidrasi dan mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma.
  • Konsumsi madu dan kurma lebih banyak
  • Konsumsi sayur dan buah
  • konsumsi agar-agar atau pudding jika tidak memungkinkan mengkonsumsi nasi.
  • Perbanyak makan makanan kaya protein seperti telur (saya konsumsi telur puyuh), kacang-kacangan. seperti susu kedelai, bubur kacang hijau,
  • suplemen untuk memperkuat stamina dan daya tahan tubuh. saya minum produk dari SSA. Baca :Stimuno memperkuat sistem Imun standar fitofarmaka
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aigepty yang sudah terinfeksi oleh virus Dengue. Penyakit yang disebabkan oleh virus tidak membutuhkan antibiotik dalam pengobatannya. Namun tidak menutup kemungkinan pihak medis memberikan antibiotik. Hal ini dikarenakan adanya indikasi infeksi lain pada penderita DBD yang disebabkan oleh bakteri. Begitu pengalaman saya saat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Sampai saat ini belum ada antivirus untuk demam dengue. Jika sudah terkena virus dengue yang bisa dilakukan adalah menjaga tubuh agar tidak kekurangan cairan, tidak terjadi pendarahan dan mengkonsumsi makanan yang bisa meningkatkan data tahan tubuh.

Pola hidup kurang bersih dan budaya buang sampah sembarangan, menyebabkan nyamuk Aedes dapat berkembang dengan pesat. Penyakit ini sangat berbahaya jika penderita tidak segera mendapatkan perawatan medis, terlambat sedikit nyawa adalah taruhannya.

Ayo kita jaga kebersihan lingkungan sekitar kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit termasuk penyakit DBD.

Salam J

Comments

Visya Al Biruni said…
Innalillahi. Semoga lekas pulih Mbak. DBD ini emang ngga kenal usia gender dan lainnya deh. Anakku awal Market juga kena DBD. Sedih banget pertama kali dirawat di RS. Alhamdulillah hanya 3 hari, boleh pulang
Andiyani Achmad said…
DBD ini cukup mengkhawatirkan ya, apalagi di tengah pandemi saat ini, mesti jaga kesehatan dan kebersihan di sekitar rumah
Uwien Budi said…
DBD ini juga membuat resah warga sekitar sini. Banyak yang kena DBD. Semoga sehat yaa
Ria Andika said…
Angka yg kena DBD diwilayahku sempet tinggi pas awal2 pandemi, banyak yg fokus jaga diri dari covid malah lupa bersih2 dan ngecek sudut rumah, penyemprotan juga gak rutin
Semoga membaik ya mba. Serem ya kalau kwna DBD jangan sampai deh.
Elly Nurul said…
MashaAllah.. terima kasih untuk remindernya ya mbak, iya nih.. memang ya kita harus senantiasa menjaga kebersihan disekitar rumah, ternyata di tengah pandemi ini, ada DBD yang mengintai.. semoga kita semua terhindar dari Virus Corona maupun DBD ya mbak.. Aamiin
Maya Rumi said…
sedang ramai juga di serukan ini yah DBD karena kita fokusnya ke corona lupa kalau DBD juga masih terus mengancam keluarga kita, semoga kita bisa memberikan dobel proteksi untuk penyakit ini. thanks remindernya mba
Semenjak ada virus Corona, kayaknya ada beberapa orang yg lupa kalau DBD gak kalah mematikan ya mbak. Harus ekstra hati-hati banget nih, bisa jadi reminder buat diri sendiri sama keluarga kalo penyakit lain bisa dateng kapan aja. Btw, thank you for sharing mbak.
Orin's Journal said…
betul bgt akhir-akhir ini tuh DBD udah mulai ramai dibahs dari mulai pencegahan sampe berita pasien jg, semoga kita semua selalu sehat dan tetep semangat menjaga pola hidup dan kebersihan
Helenamantra said…
Nah, di awal kasus corona di Indonesia, aku sempat share artikel tentang wabah DBD. Maksudnya supaya orang aware juga bahaya DBD di musim penghujan gini.
Iya emang harus aware banget yaa sama kesehatan dan kebersihan. Lagi pandemi gini juga mau ke rs rada maju mundur yaa.
Rienzbie said…
Alhamdullilah sih keluargaq belum pernah dan belum mengalami, cuman ada tetangga yg kena cikungngunya dan gejalanya hampir sama dengan dbd
Iva C Wicha said…
Syafakillah ya mba, tetangga depan rumah jga waktu lebaran anaknya opname krna DBD LGSG deh komplek rumah di fogging
Nia K. Haryanto said…
Ini nih wabah yang saat ini terlupakan, karena kita fokus ke Covi19 ya. Padahal wabah DBD ini membunuh lebih banyak orang tiap tahunnya. Kudu selalu waspada deh ya. Apalagi di musim kayak sekarang. Yang seharusnya udah musim kemarau, tapi masih sering hujan.
Bener banget kak sebenernya masih banyak penyakit selain corona yang harus dikhawatirkan, contohnya DBD ini. Semoga kita semua diberi kesehatan yaa aamiin
K. Niken said…
Belakangan marak kasus DBD ya kak. Di masa pandemi seperti ini ada tambahan kasus DBD, subhanallah. Musti jaga kesehatan banget ini kita
Niwanda said…
Di sini mulai diminta rutin kirim foto tempat penampungan air di rumah masing-masing, nih... Biasanya kan ada jumantik yang keliling, ya, tapi karena situasi sekarang jadi ganti metode. Karena memang harus diwaspadai terus jangan sampai nyamuknya berkembang banyak.
DBD nggak bisa kita anggap remeh ya meskipun saat ini kita lagi dilanda pandemi. Selain harus menjaga kebersihan diri biar terhindar dari virus, kita juga harus menjaga kebersihan lingkungan biar terhindar dari DBD ini.
Widya Herma said…
Sekarang ini DBD lagi mewabah dimana-mana, aku sampe pake diffuser dan essential oil buat mengusir nyamuk mbak
Duh benei banget nih, saat kita hanya berpikir virus Corona. Malah kita abai dengan DBD. Ya ampun abulan kemaren suamiku juga kena. Alhamdulillaah bisa tertangani dengan baik. Beneran waspada banget sekarang jaga lingkungan yang bersih agar terhindar dari DBD. Thanks yah mba dah diingetin
Annisa said…
Semoga lekas sehat terus ya mbak! Awal pandemi corona ini muncul, isue tentang DBD juga udah diwarning sama pemerintah. Semoga aja orang-orang pada aware ya sama ini. Jangan sampai ga kena corona tapi sakit yang lain. Huhuhu
Renayku said…
DB ini penyakit yang suka muncul barengan sama penyakit2 lain yang sedang mewabah juga. Makasi ya mba sudah diingatkan untuk selalu jaga kesehatan dan kebersihan.
Shafira Adlina said…
Jadi inget dulu tahun 2010 pernah dirawat dbd 5 hari. Rasanya ga enak bgt. Bnr nih dbd masih banyak jg di masy. Walaupun kalau jakarta sendiri tuap jumat ada pemriksaan jentik, cm kaya sekedar formalitas ya...semoga kuta selalu menjaga kesehatan dsn kebersihan dan terlindungi dr segala penyakit berbahaya
febyantaari said…
aku termasuk yg pernah dirawat krna DBD waktu masih SD kelas 5, padahal ortuku selalu menjaga kebersihan rumah, rajin pakaikan aku lotion nyamuk hingga semprot ruangan. Krna aku ngga ada gejala apa² tp aku sempat mimisan keluar banyak darah, setelah dilarikan ke RS baru dok nya bilang "anak bpk/ibu masih cepat tertolong" aku liat ortu nangis² malahan aku yg bingung. hiks
Bener banget mom, jangan sampai fokus kita hanya pencegahan covid lalu mengabaikan penyakit lainnya. Anakku pernah juga gejala dbd, sama dokter dikasih sari jus jambu juga.
TIAN LUSTIANA said…
Semoga sehat - sehat yah, sekarang semua fokus sama Covid 19 padahal masih banyak penyakit lain yang membahayakan juga yah
Beberapa bulan lalu sempat rama juga di bincang-bincang tentang DBD ini. Semoga kita apalagi para ibu bisa benar-benar menjaga dari penyakit-penyakit berbahaya.
ms.prims said…
Semoga Kita selalu dalam lindungan Allah ya mba.. wah aku g kepikiran agar2 Dan pudding bisa jadi alternatif buat asupan klo lagi g mau makan Masi. Thx mba sharingnya
@rulachubby said…
DBD ini emang bahaya bangt sih mamjul. masih termasuk salah satu penyakit dengan angka kematian terbesar di Indonesia. makanya kita emangharus pintar2 jaga kondisi tubuh dan juga lingkungan rumah kita. lekas pulih mamjul. sehat sehat sehatt
Winda Ersy said…
Bener bgt rumah bersih sekalipun tidak menutup kemungkinan kita tdk kena DBD.. tahun lalu mertua ku kena DBD..padahal rumah bliau bersih..

Alhamdulillah drawat seminggu aja...
Annisa biru said…
Innalillahi moms julia sekarang udah sembuh kah? Ternyata fase2 DBD lama juga ya bisa sembuh +- 10 harian dan bener2 harus no aktifitas agar cpt pulih
iffiarahman.com said…
Sehat sehat ya mam Jul, apalagi sekarang nyamuk aedes ae sudah seleksi alam, dimana mereka yg tadinya berkembang biak hanya di genangan air bersih, skrg bisa juga di air kotor